masukkan script iklan disini
Dalam arti umum, kata mesias merupakan gelar yang diberikan kepada Raja-Raja dan kepada Imam-Imam bangsa Israel . Kata "Sang Mesias" yang digunakan dalam bahasa Ibrani adalah Hamashiakh, yang cenderung menggunakan dialek Asykenazik—Hamoshiak—Hamoshia (yaitu: Sang Penyelamat)—“Mosha’ah” (keselamatan). Kedua kata ini memang sering digunakan bersama-sama untuk menunjukkan peristiwa “yang diurapi”.
Misalnya dalam konteks Raja Israel yang dikatakan akan "menyelamatkan" umatnya. Sebagaimana dalam 1 Samuel 9:16 dikatakan: ”Besok kira-kira waktu ini Aku akan menyuruh kepadamu seorang laki-laki dari tanah Benyamin; engkau akan mengurapi ('Mashakh') dia menjadi raja atas umat-Ku Israel dan ia akan menyelamatkan ('Yasha') umat-Ku dari tangan orang Filistin. Sebab Aku telah memperhatikan sengsara umat-Ku itu, karena teriakannya telah sampai kepada-Ku”.
Bahkan ini juga diberikan kepada Koresh, Raja Persia, seperti dalam Kitab Yesaya 45:1: “Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup”.
Jadi kalimat "Yang Kuurapi" adalah dasar gelar Mesias, tetapi penggunaannya dalam Perjanjian Lama (PL) lebih bersifat umum, terutama diberikan bagi Raja-Raja yang diurapi oleh Allah sendiri (misalnya Saul dalam 1 Samuel 24:6-7).
Ditekankan bahwa Koresh diangkat dan diperlengkapi untuk tugas yang agung dan mengalahkan Raja-Raja. Pada konteks Yesaya 45:1 tersebut, urapan itu diberikan kepada orang-orang yang sudah di pilih langsung oleh Allah untuk melakukan penyelamatan bagi umat Allah.
Sebagaimana dalam Mazmur 2:2 dikatakan .. “Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya”.
Namun Mesias yang telah dijanjikan bukan raja Koresh ataupun Raja-Raja Israel yang ada. Mesias yang dinubuatkan dalam Alkitab jelas seseorang yang lahir dari kalangan Israel sendiri, yang kebesarannya melebihi Daud, dimana Daud menyebut bahwa Dia adalah tuannya.
Mazmur 110:1: “Demikianlah firman Tuhan kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." (Bandingkan Matius 22:41-46).
Dalam pemahaman masyarakat Yahudi, Mesias yang dijanjikan adalah Musa baru, yakni seorang pemimpin besar bangsa Yahudi. Bagi bangsa Yahudi, Mesias dikaitkan dengan nasionalisme mereka sendiri.
Namun perlu dipahami bahwa pada zaman Yesus, negara Israel sudah tidak ada lagi. Bahkan 10 suku Israel pun sudah hilang. Kerajaan Yehuda atau Israel sudah lenyap akibat penjajahan bangsa Babel, bangsa Asyur, Makedonia, sampai dengan bangsa Romawi. Sehingga Mesias (Yang Diurapi) dipakai sebagai gelar resmi dari tokoh utama yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi, yaitu Juruselamat.
Berdasarkan Tanakh Ibrani (Perjanjian Lama), Mesias yang dijanjikan adalah orang yang dipilih dan ditetapkan oleh Allah untuk menggenapi seluruh tujuan penyelamatan umat Allah, dan yang datang untuk menggenapi hukuman terhadap musuh-musuhnya. Kepada Mesias ini diberikan kuasa untuk memerintah bangsa-bangsa, dan dalam semua tindakan-Nya, yang bertindak adalah Allah.
Namun menurut Busthan Abdy (2018:15-16), dalam pemahaman orang Yahudi, Mesias yang dijanjikan adalah sosok yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut:
- Membebaskan bangsa Yahudi dari penjajahan (Romawi).
- Mengumpulkan kembali bangsa Israel dari segala penjuru bumi.
- Memimpin penyembahan pada Tuhan Allah yang benar.
- Membawa era perdamaian.
- Mendirikan kembali negara Israel
Busthan Abdy (2018). Mesias dalam Progeni. Kupang: Desna Life Ministry