masukkan script iklan disini
edukasi NET - Menteri Palestina Urusan Yerusalem, Fadi Hidmi, ditangkap oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), demikian diberitakan Kantor berita Palestina, WAFA pada tanggal 25 September 2019.
IDF melaporkan bahwa mereka telah menggerebek rumah Hidmi dan menahannya. Dilaporkan pula bahwa IDF juga memanggil Gubernur Otoritas Palestina Yerusalem, Adnan Ghaith untuk ditanyai sebagai bagian dari penyelidikan yang tidak ditentukan.
"Pihak berwenang Israel memberikan keluarganya sebuah surat panggilan untuk Ghatit dan putranya untuk bisa datang dan ditanyai oleh intelijen Israel," demikian bunyi laporan WAFA, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (25/9).
Ini bukan kali pertama IDF menangkap dan menahan Hidmi dan Ghaith. Karena keadian yang sama juga pernah terjadi pada bulan Juni lalu, dimana Hidmi juga sempat ditangkap oleh IDF dan ditanyai tentang kegiatannya di Yerusalem.
Ghaith ditangkap Oktober tahun lalu dan diinterogasi atas dugaan terlibat dalam kasus penculikan yang melibatkan seorang warga Yerusalem. Kedua pejabat itu kemudian dibebaskan dan membantah semua tuntutan terhadap mereka.
Sudah beberapa bulan ini Israel memang mencari pengakuan diplomatik atas kemerdekaan mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian ditempati oleh Israel, dan Jalur Gaza.
Dalam hal ini negara Israel menolak untuk mengakui Otoritas Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen, dan terus membangun pemukiman di Tepi Barat meskipun ada keberatan dari PBB.
Ghaith ditangkap Oktober tahun lalu dan diinterogasi atas dugaan terlibat dalam kasus penculikan yang melibatkan seorang warga Yerusalem. Kedua pejabat itu kemudian dibebaskan dan membantah semua tuntutan terhadap mereka.
Sudah beberapa bulan ini Israel memang mencari pengakuan diplomatik atas kemerdekaan mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian ditempati oleh Israel, dan Jalur Gaza.
Dalam hal ini negara Israel menolak untuk mengakui Otoritas Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen, dan terus membangun pemukiman di Tepi Barat meskipun ada keberatan dari PBB.
